Saat saya duduk di bangku Sekolah Dasar pernah mempelajari tari Indang (dindin badinding). Tari Indang atau juga dikenal dengan tari Dindin Badindin adalah salah satu tarian khas pesisir Pariaman, Sumatera Barat. Gerakan tari yang tegas serta diiringi dengan tuturan lisan ini sekilas mirip dengan tari saman (Aceh). Namun, gerakan tari Indang lebih variatif dan sarat akan da’wah.
Indang sebenarnya merujuk pada alat musik menyerupai rebana, namun berukuran lebih kecil (sekitar 18 – 25 cm). Ini juga menjadi pembeda antara tari Indang dengan Tari Saman. Jika tari saman menggunakan pelafalan serta bunyi-bunyian A Capella yang berasal dari tepuk tangan dan anggota badan, Tari Indang banyak menggunakan indang sebagai pengatur tempo musik.
Tiap diadakannya festival budaya di sekolah saya bersama teman-teman saya menampilkan tarian tersebut di depan banyak orang, hingga saat ini saya masi bertanya mengapa tari Indang ini yang harus di tampilkan.
Sebagaimana yang ditulis di Buku Menapak Indang Sebagai Budaya Surau karya Erlinda, bahwa dalam masyarakat Pariaman tari ini sering sekali di pertunjukan saat upacara Tabuik. Tabuik sendiri adalah perayaan lokal dalam rangka memperingati Asyura, gugurnya Imam Husain, cucu Muhammad, yang dilakukan oleh masyarakat Minangkabau di daerah pantai Sumatra Barat, khususnya di Kota Pariaman.
Seiring berkembangnya zaman dan teknologi, kini tari Indang juga mendapat panggung di berbagai tempat. Pementasan pun sering digelar seperti di acara penyambutan tamu agung, pengangkatan penghulu desa atau acara festival budaya.
Tari Indang ternyata tidak hanya sekedar lenggak-lenggok penampilan di atas panggung saja. Bahkan tarian ini memiliki fungsi sebagai pengisi kebutuhan rohani. Itu karena terdapat nilai kejiwaan yang terkandung di dalamnya, mampu merangsang spiritual masyarakat terutama dalam hal agama dan adat istiadat.
Ada makna dalam setiap gerakan yang ditawarkan dari tari Indang. Makna tersebut terbagi dalam tiap babak, antara lain:
· Pasambahan adalah gerakan yang bertujuan untuk mengingat dan menghormati orang yang berjasa dalam penyebaran agama Islam.
· Gerak inti yang menggambarkan tujuan dan kegembiraan masyarakat.
· Gerak penutup atau gerakan yang mengajarkan tentang permohonan maaf.
Tsana balqis (202046500009)
Comments
Post a Comment