Skip to main content

Semiotika Dalam Kehidupan Sehari-hari

 Semiotika yang pernah saya alami dalam kehidupan sehari- hari saya adalah:

1.  kebiasaan saya melewati orang yang lebih tua dengan jalan membungkuk.

- Signifer nya yaitu posisi saya yang membungkukan badan saat melewati orang-orang.

- Signified nya yang ada pada gesture membungkuk saat melewati orang lain dengan membungkukan badan menjadi sebuah tanda bahwa kita menghormati orang yang lebih tua saat kita melewat di depan nya dan meberikan makna sopan dan santun menjadikan sebuah budaya atau kebiasaan yang selalu kita lakukan dalam kehidupan sehari- hari.

 

2. Ketika saya sedang PMS

- Signifer nya yaitu raut wajah saya yang kusut, suasana hati yang selalu tidak baik , sakitnya perut dan perilaku terhadap orang sekitar yang kurang baik.

- Signified nya dengan tanda atau gesture tersebut dapat disimpulkan bahwa saya sedang PMS yang diakibatkan dengan naik-turunnya kadar hormon estrogen di sepanjang siklus menstruasiGejolak emosi saat menstruasi juga dapat dipengaruhi oleh beragam hal lain. Misalnya, cuaca yang mendung cenderung membuat suasana hati gundah gulana karena tubuh kekurangan banyak endorfin (hormon mood bahagia), atau sistem imun yang memang sedang lemah.

 

3. Tanda pasangan saya tidak suka kalau saya jalan dengan teman - teman saya

 

- signifer nya yaitu saat saya bilang ingin main dengan teman saya, pasangan saya menjawab dengan singkat dan membalas kata-kata seperti “have fun” setelah itu memblokir whatsapp saya.

 

- signified nya yaitu dengan perlakuan dia terhadap saya disaat dia tau saya jalan dengan teman- teman saya dapat disimpulkan bahwa dia sedang ngambek dan tidak suka kemudian muncul lah signification tentang pikiran negatif bahwa saya berbohong terhadap Nya. Faktanya saya hanya bermain saja dengan teman- teman saya dikarenakan dia selalu tidak punya waktu dengan saya sehingga saya mencari kebahagiaan saya sendiri agar tidak suntuk sendiri.

 

3. Tanda Ibu saya mencuci piring dengan sedikit di banting yang menimbulkan suara bising saat pagi hari

 

- signifier ibu saya mencuci piring dengan bising ppada pagi hari saat saya masi tertidur

 

- Signified dengan gesture tersebut dapat saya simpulkan bahwa ibu saya  ingin membangunkan saya dan sedang marah karena melihat saya masih tertidur dan tidak menolong. Saya pun mengerti tanda tersebut ditujukan khusus ke saya. :)

Comments

Popular posts from this blog

TANDA VERBAL DAN NON-VERBAL DALAM SEMIOTIKA PADA IKLAN NUTRISARI

  TANDA VERBAL DAN NON-VERBAL DALAM SEMIOTIKA PADA IKLAN NUTRISARI Pada sebuah iklan Nutrisari yang ditayangkan di stasiun tv RCTI terdapat tanda verban dan non verbal dalam semiotika yaitu: - tanda verbal: terdapat beberapa kalimat “SEGAR BERVITAMIN” dan juga “100 VITAMIN C” yang menggambarkan tipografi dengan teks - tanda non- verbal: tanda non verbalnya terdapat pada bentuk jeruk dan juga warna orange pada cipratan minuman nya yang menunjukan bahwa dengan meminum ini memiliki banyak vitamin utama dari buah jeruk dan memiliki kesan segar yang dihasilkan oleh bentuk cipratan air nya.

Review Penelitian tentang Seni Rupa dan Desain

  Review Jurnal Beserta Objek dan Teori: Maharani Mancanagara seorang seniman asal Bandung mencoba membayangkan peristiwa sejarah yang ditulis R.Soegriwo Jeododiwirdjo yaitu kakeknya melalui sebuah karya rupa. Persoalan yang muncul adalah bagaimana tanda, makna serta pesan yang ingin disampaikan melalui cerita sejarah yang terjadi di Indonesia dihadirkan kembali oleh Maharani di masa sekarang dengan karyanya ( Pebrianti , P.,  Cahyana , A., &  Listiani , W. (2020). SEMIOTIKA HISTORIS PADA KARYA RUPA MAHARANI MANCANAGARA.  ATRAT: Jurnal Seni Rupa ,  8 (1), 063-073 ). Perspektif lebih obyektif karena seniman sebagai kreator berbanding lurus dengan karya yang disajikan. Elemen visual yang dipilih dan disajikan seniman tersusun berdasarkan kemampuan kreatif menyusun citra visual yang berangkat dari aspek pengalaman yaitu berupa rasa khawatir/kegelisahan atau ketakutan yang mendasarinya dalam berkarya. Karya seni yang terwujud representasi dari dunia psikis seniman sebagai kreator. Pend

Pengalaman Seni Menampilkan Tari Indang Saat SD

  Saat saya duduk di bangku Sekolah Dasar pernah mempelajari tari Indang (dindin badinding).  Tari Indang  atau juga dikenal dengan tari Dindin Badindin adalah salah satu tarian khas pesisir Pariaman, Sumatera Barat. Gerakan tari yang tegas serta diiringi dengan tuturan lisan ini sekilas mirip dengan tari saman (Aceh). Namun, gerakan tari Indang lebih variatif dan sarat akan da’wah. Indang sebenarnya merujuk pada alat musik menyerupai rebana, namun berukuran lebih kecil (sekitar 18 – 25 cm). Ini juga menjadi pembeda antara tari Indang dengan Tari Saman. Jika tari saman menggunakan pelafalan serta bunyi-bunyian A Capella yang berasal dari tepuk tangan dan anggota badan, Tari Indang banyak menggunakan indang sebagai pengatur tempo musik.  Tiap diadakannya festival budaya di sekolah saya bersama teman-teman saya menampilkan tarian tersebut di depan banyak orang, hingga saat ini saya masi bertanya mengapa tari Indang ini yang harus di tampilkan. Sebagaimana yang ditulis di Buku Menapak Ind